
Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/G8o1STuDw5jiF5ZF9
Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan budaya, termasuk dalam hal kuliner. Tidak hanya makanan berat dan jajanan pasar yang memikat, tapi juga minuman tradisional yang sarat akan filosofi, rasa, dan khasiat. Salah satu warisan kuliner yang patut dibanggakan adalah wedang, istilah dalam bahasa Jawa yang berarti “minuman”, khususnya minuman hangat yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti rempah-rempah dan herbal.
Wedang bukan sekadar pelepas dahaga atau penghangat tubuh. Lebih dari itu, wedang merupakan perwujudan kearifan lokal yang memadukan rasa, manfaat kesehatan, dan tradisi. Dari wedang jahe yang sederhana hingga wedang uwuh yang eksotis, ragam wedang tradisional Indonesia telah diwariskan lintas generasi dan tetap lestari hingga kini.
Wedang: Lebih dari Sekadar Minuman Hangat
Istilah “wedang” berasal dari bahasa Jawa, dan biasa merujuk pada minuman yang disajikan hangat. Umumnya berbahan dasar air rebusan rempah-rempah seperti jahe, serai, kayu manis, cengkeh, dan daun pandan. Beberapa jenis wedang juga menggunakan bahan pelengkap seperti gula aren, madu, atau susu untuk memperkaya rasa dan menambah manfaat.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/rUgwX3Ph1zsj94Rn7
Minuman ini tidak hanya ditemukan di Jawa saja, tetapi juga dikenal dalam berbagai bentuk di seluruh Indonesia dengan sebutan dan racikan yang berbeda. Keunikan setiap wedang mencerminkan identitas budaya dan kekayaan alam masing-masing daerah.
Berikut beberapa jenis wedang tradisional Indonesia yang paling populer dan masih banyak dinikmati hingga saat ini:
1. Wedang Jahe: Simpel tapi Kaya Manfaat
Wedang jahe mungkin adalah wedang yang paling dikenal luas di Indonesia. Dibuat dari rebusan air jahe yang ditumbuk atau dibakar, lalu ditambahkan gula merah atau madu, minuman ini terkenal karena rasanya yang pedas-hangat dan manfaatnya untuk kesehatan.
Khasiat utama wedang jahe antara lain:
- Menghangatkan tubuh
- Meredakan masuk angin
- Membantu sistem pencernaan
- Menurunkan kadar kolesterol
Wedang jahe sering disajikan di malam hari atau saat cuaca dingin, terutama di daerah pegunungan atau saat musim hujan. Varian modern kadang ditambahkan susu atau rempah lain seperti kayu manis dan cengkeh.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/pk3LhSpRjqn5JnZu7
2. Wedang Uwuh: “Sampah” yang Menyembuhkan
Kata “uwuh” dalam bahasa Jawa berarti sampah, karena minuman ini tampak seperti tumpukan daun dan batang kering yang direbus. Namun, jangan tertipu oleh namanya—wedang uwuh adalah salah satu minuman tradisional paling berkhasiat dari Yogyakarta, khususnya dari daerah Imogiri.
Bahan-bahan wedang uwuh biasanya terdiri dari:
- Serutan kayu secang (pemberi warna merah alami)
- Jahe
- Cengkeh
- Daun pala
- Kayu manis
- Gula batu
Minuman ini memiliki cita rasa manis, pedas, dan hangat dengan aroma rempah yang khas. Warna merahnya menggoda, dan manfaatnya antara lain sebagai antioksidan, pelancar peredaran darah, serta penguat daya tahan tubuh.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/ov2qCj3GLN9bpRdL6
3. Wedang Ronde: Hangatnya Bola-Bola Ketan dalam Kuah Jahe
Wedang ronde adalah minuman sekaligus makanan ringan yang populer di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Berasal dari pengaruh Tionghoa (mirip tangyuan), wedang ini berisi bola-bola ketan berisi kacang, disajikan dalam kuah jahe hangat bersama kolang-kaling, roti tawar, dan kacang sangrai.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/skhMe6URA4jdLWKC8
Kuah jahe yang digunakan dalam wedang ronde berfungsi untuk menghangatkan tubuh, sementara isiannya memberikan tekstur dan kelezatan. Ini adalah hidangan malam yang populer di alun-alun kota, sering disajikan oleh pedagang kaki lima saat cuaca dingin.
4. Sekoteng: Wedang Segar dari Jawa Barat dan Tengah
Mirip dengan wedang ronde, sekoteng juga memiliki kuah jahe hangat namun isiannya lebih bervariasi. Sekoteng biasanya terdiri dari:
- Potongan roti tawar
- Mutiara sagu
- Kacang hijau rebus
- Kacang tanah sangrai
- Kolang-kaling
Kuah jahe pada sekoteng biasanya lebih ringan, dan kadang ditambahkan susu kental manis. Sekoteng populer di berbagai daerah di Jawa, dan sering dijajakan malam hari oleh penjual gerobak dorong.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/s1ke3adRpEyCj16L7
5. Wedang Secang: Kaya Warna dan Antioksidan
Wedang secang terbuat dari kayu secang (Caesalpinia sappan), yang menghasilkan warna merah alami saat direbus. Bahan tambahan lain seperti jahe, serai, kayu manis, dan cengkeh sering digunakan untuk memperkuat rasa.
Minuman ini dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti:
- Menambah stamina
- Mencegah infeksi
- Mengatasi pegal-pegal
- Detoksifikasi tubuh
Wedang secang sering dijadikan alternatif minuman herbal sehat tanpa kafein. Warnanya yang merah menyala membuatnya menarik disajikan baik secara tradisional maupun modern.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/mMZdjTUAdiRK3vLj8
6. Wedang c: Aroma Segar Penuh Ketenangan
Wedang ini lebih sederhana namun menyegarkan, terbuat dari rebusan serai dan daun pandan, kadang ditambahkan irisan jahe atau madu. Aroma yang dihasilkan sangat menenangkan dan cocok diminum saat relaksasi.
Manfaat dari wedang ini antara lain:
- Menurunkan tekanan darah
- Menenangkan pikiran dan stres
- Meningkatkan kualitas tidur
- Meredakan perut kembung
Wedang ini sangat cocok bagi mereka yang mencari minuman herbal ringan dan bebas gula.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/UCXcCiJ2FEd6U8QF9
7. Wedang Tape: Fermentasi yang Hangat dan Unik
Di beberapa daerah seperti Jawa Timur, ada wedang berbahan dasar tape (fermentasi ketan atau singkong) yang dicampur dengan air hangat dan gula merah. Minuman ini memiliki cita rasa khas—manis, sedikit asam, dan menghangatkan tubuh dari dalam.
Wedang tape biasanya disajikan pada malam hari atau saat acara adat, dan dipercaya membantu melancarkan pencernaan serta meningkatkan energi.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/LemRLxYfqPWPWDAi6
Melestarikan Wedang di Era Modern
Di tengah gempuran minuman instan dan tren kopi modern, eksistensi wedang tradisional tetap bertahan, bahkan mengalami kebangkitan. Banyak kedai kopi, restoran, dan hotel berbintang mulai menghadirkan wedang dalam menu mereka dengan kemasan lebih modern.
Tidak hanya itu, wedang kini juga tersedia dalam bentuk instan atau siap seduh, membuatnya praktis untuk dinikmati kapan saja. Ini menjadi jembatan antara tradisi dan gaya hidup modern yang semakin menghargai kealamian dan manfaat kesehatan.
Kesimpulan: Wedang, Warisan Hangat dari Nusantara
Wedang bukan hanya minuman biasa—ia adalah warisan budaya yang mencerminkan kearifan lokal dalam menjaga kesehatan, membangun keakraban, dan merayakan tradisi. Dari wedang jahe yang legendaris, wedang uwuh yang eksotis, hingga sekoteng dan ronde yang kaya isi, setiap tegukan menyimpan cerita dan manfaat.
Bagi pecinta kuliner dan budaya, menikmati wedang berarti meresapi kekayaan Indonesia dalam bentuk yang paling hangat dan menyegarkan. Maka, jangan ragu memasukkan wedang ke dalam daftar minuman favorit Anda—baik untuk dinikmati di rumah, dijadikan oleh-oleh, maupun sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan alami.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/pwZvGBZbWbW932oY9
Inilah artikel singkat tentang Wedang Tradisional. Kalian bisa baca artikel ini sambil ditemani cemilan favorit kamu dan kamu bisa cari cemilan lengkap di Bluder Kapas lohh!!. Selain cemilan juga ada banyak produk Oleh-oleh lengkap di Bluder Kapas, Jadi jangan lupa mampir yaa!
Jalan jalan ke Kota Batu dan Malang jangan lupa datang ke Bluder Kapas Malang! Cek produk oleh oleh berkualitas kami di bluderkapas (instagram)
atau hubungi nomor admin bluderkapas (whatsapp)
Baca artikel menarik lainya di kapas.id